Kesehatan

Simptom DBD pada Anak yang Harus Diwaspadai, Orang Tua Wajib Tahu

7
×

Simptom DBD pada Anak yang Harus Diwaspadai, Orang Tua Wajib Tahu

Sebarkan artikel ini
Simptom DBD pada Anak yang mana Harus Diwaspadai, Orang Tua Wajib Tahu

SURABAYA – Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi serius di dalam Tanah Air hingga pada waktu ini. Orang tua harus waspada terhadap penyakit DBD apabila anak memunculkan gejala. Minimnya pengetahuan tentang gejala DBD pada anak mengakibatkan sejumlah tindakan hukum terlambat ditangani.

Pakar Bidang Kesehatan UM Surabaya Gina Noor Djalilah menjelaskan bahwa DBD sendiri terbagi menjadi tiga jenis. Yakni demam dengue, demam berdarah dengue, juga dengue syok syndrome.

“Di beberapa kasus, gejala DBD pada anak jenis demam dengue kerap kali diartikan sebagai gejala flu biasa atau infeksi yang digunakan disebabkan jenis virus lainnya,” papar dosen spesialis anak Fakultas Kesehatan (FK) Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) itu.


Menurut Gina, beberapa gejala pada antaranya setelahnya digigit nyamuk, anak dapat mengalami demam lebih tinggi 3 sampai 14 hari, mual, muntah, sakit kepala, nyeri pada otot dan juga pegal linu di seluruh tubuh, muncul ruam kemerahan pada kulit, dan juga pembengkakan pada kelenjar getah bening.

“Demam Berdarah Dengue (DBD) mengakibatkan dampak yang mana semakin parah di tubuh anak oleh sebab itu adanya perembesan plasma darah dengan gejala yang dimaksud terlihat seperti bengkak, sesak, perut besar, kemudian beberapa pendarahan spontan pada sebagian bagian tubuh,” urai Gina.

Gina menjelaskan, munculnya gejala DBD yang tersebut sudah ada parah yang dimaksud sebab keterlambatan penanganan sekaligus imunitas anak masih tidaklah kuat menghadapi paparan virus, juga anak dengan komorbit seperti obesitas, walaupun telah terjadi mendapatkan penanganan medis. Simptom pada anak biasanya dimulai antara 24 sampai 48 jam atau panas hari ke-4 menjauhi hari ke-5.

“Setelah penurunan suhu tubuh mulai terjadi, beberapa gejala akan muncul seperti sakit perut atau perut terasa nyeri pada waktu ditekan, pembaharuan suhu tubuh dari demam bermetamorfosis menjadi hipotermia, tangan juga kaki dingin serta pucat, muntah darah atau feses berdarah, mimisan, gusi berdarah tanpa sebab, trombosit di darah mengalami penurunan, kerja organ limpa mengalami kerusakan,” bebernya.

Gina juga menegaskan, apabila anak sudah ada pada tahap ini, beliau akan merasa lelah, gelisah, ringan tersinggung, kemudian sederhana marah. Akan ditemukan adanya bocoran plasma pada waktu direalisasikan pemeriksaan.


Lebih lanjut lagi, Gina menjelaskan, DBD pada anak yang paling berat yakni dengue syok syndrome oleh sebab itu merupakan jenis demam berdarah yang tersebut paling fatal. Gejalanya sebagai perdarahan yang mana berlangsung secara tanpa peringatan kemudian bukan berhenti pada area tubuh mana hanya satu di antaranya gusi, hidung, mulut, serta feses; tekanan darah turun drastis, denyut nadi melemah; kebocoran pada bagian pembuluh darah; produksi air kecil sangat turun atau bahkan tidaklah ada; terdapat kegagalan pada fungsi organ bagian dalam; hingga jumlah total trombosit mengalami penurunan kurang dari 100.000 per mili meter kubik.

“Gejala demam berdarah jenis ini sangat fatal apabila tak segera mendapatkan penanganan. DBD sendiri telah terjadi memakan sejumlah penderita jiwa juga sebagian besar yang digunakan harus kehilangan nyawa adalah usia anak-anak,” katanya.

Gina berpesan pada pemukim tua agar lebih tinggi waspada dan juga mengetahui gejala DBD pada anak dengan menguatkan imun tubuh anak dengan mencukupi keperluan cairan anak, juga hidangan-hidangan bergizi juga asupan vitamin.

Artikel ini disadur dari Gejala DBD pada Anak yang Harus Diwaspadai, Orang Tua Wajib Tahu