NIAMEY – Seluruh tentara Jerman akan mengakhiri operasi dalam pangkalan udaranya di Niger pada 31 Agustus 2024 menyusul kegagalan perundingan dengan junta yang tersebut berkuasa di dalam negara Sahel tersebut.
Dua negara NATO lainnya, Prancis dan juga Amerika Serikat (AS), telah terjadi memutuskan langkah mirip sebelumnya dengan proses pencabutan tentara merekan sedang berlangsung.
Kementerian Perlindungan Jerman pada Hari Sabtu mengonfirmasi langkah mengakhiri operasi seluruh tentara Bundeswehr pada Niger. Kerja serupa militer kedua negara juga akan diakhiri.
Gagalnya perundingan menandai perubahan diplomatik terbaru Niger dari Barat sejak kudeta pada Juli 2023 yang digunakan menggulingkan Presiden Mohamed Bazoum yang tersebut pro-Barat lalu mengangkat kepemimpinan militer ketika ini ke tampuk kekuasaan.
Sejak itu, Niger beralih ke Rusia juga Iran lalu menjauh dari Amerika Serikat serta mantan penguasa kolonialya; Prancis.
Pergeseran mirip berjalan pada negara tetangga; Mali juga Burkina Faso, yang dimaksud juga diperintah oleh para pemimpin militer juga menghadapi kekerasan dari kelompok ekstremis.
Pada akhir Mei, Jerman kemudian Niger mencapai kesepakatan sementara yang digunakan mengizinkan Bundeswehr untuk terus mengoperasikan pangkalan transportasi udara dalam Ibu Perkotaan Niger, Niamey, hingga akhir Agustus.
Namun, menurut laporan AFP, Akhir Pekan (7/7/2024), negosiasi untuk melanjutkan perjanjian yang disebutkan gagal, khususnya akibat personel pangkalan yang dimaksud tidaklah lagi mendapatkan kekebalan dari penuntutan.
Sekitar 38 tentara Bundeswehr yang digunakan ditempatkan ke pangkalan yang dimaksud di beberapa waktu terakhir, bersatu dengan 33 staf dari perusahaan Jerman kemudian asing.
Ini teristimewa digunakan untuk operasi pemindahan warga negara Jerman pada Afrika.
Artikel ini disadur dari Giliran Seluruh Tentara Jerman Bakal Hengkang dari Niger
