Internasional

Gencatan Senjata dalam Wilayah Gaza Diprediksi Cegah Perang Besar-besaran antara negara Israel dan juga Hizbullah

16
×

Gencatan Senjata dalam Wilayah Gaza Diprediksi Cegah Perang Besar-besaran antara negara Israel dan juga Hizbullah

Sebarkan artikel ini
Gencatan Senjata pada Wilayah Wilayah Gaza Diprediksi Cegah Perang Besar-besaran antara negara negara Israel juga juga Hizbullah

GAZA – Perundingan gencatan senjata antara organisasi Hamas kemudian negeri Israel membuka kemungkinan kegagalan pertempuran besar-besaran antara negara Israel dan juga Hizbullah.

Rami Khouri, analis kebijakan pemerintah serta peneliti terkemuka ke American University of Beirut, memaparkan keuntungan lain bagi Awal Menteri negeri Israel Netanyahu pada mencapai kesepakatan gencatan senjata dengan gerakan Hamas adalah mengurangi konflik di dalam utara negara itu berhadapan dengan Hizbullah, pada ketika pasukan negeri Israel kelelahan lalu kewalahan secara militer.

“Pasukannya telah habis. Tentara tanah Israel kewalahan… Perekonomian berada di kesulitan besar akibat perang. Puluhan ribu warga tanah Israel telah lama pindah dari wilayah selatan serta utara Israel. Semua kesulitan ini akan terselesaikan jikalau ada gencatan senjata,” kata Khouri untuk Al Jazeera.

“Netanyahu, khususnya, terus mengemukakan kami akan menyerang Lebanon. Kami akan menghancurkan Hizbullah. Namun dia tiada mempunyai kapasitas untuk melakukan hal yang disebutkan di mana mereka itu masih berperang pada Gaza,” kata Khouri.

Khouri mengungkapkan, gencatan senjata penuh dalam Wilayah Gaza akan memberikan apa yang digunakan diinginkan Hizbullah untuk menghentikan pertempurannya dengan Israel. “Hizbullah telah dilakukan berkali-kali mengatakan: Kami akan berhenti menyerang negara Israel jikalau negara Israel berhenti menyerang Gaza.”

Lebih lanjut, Khouri mengemukakan kabar tentang kebangkitan upaya gencatan senjata pada Daerah Gaza pada masa kini lebih tinggi memberi harapan pasca berminggu-minggu pada mana perundingan gencatan senjata “pada dasarnya terhenti”.

“Fakta bahwa dia bertukar pikiran adalah hal yang mana bagus lalu positif. Fakta bahwa kedua belah pihak sudah menggunakan kata-kata pada dua hari terakhir seperti ‘konstruktif’ juga ‘positif’ – berbicara tentang tanggapan atau sikap merek – juga merupakan pertanda yang tersebut sangat baik,” kata Khouri terhadap Al Jazeera.

Khouri menjelaskan, kabar buruknya adalah mereka masih terdampar pada poin-poin penting yang mana telah lama menjadi poin penting selama beberapa bulan ini.

“Artinya kelompok Hamas menginginkan kesepakatan yang mana mengakhiri diperkenalkan tanah Israel di Wilayah Gaza lalu mengakhiri serangan tanah Israel terhadap Kawasan Gaza secara menyeluruh dan juga pasti. Sebagai imbalannya, organisasi Hamas akan mengatasi semua sandera lalu dia ingin semua atau sebagian besar tahanan Palestina di dalam negara Israel dibebaskan. Itu poin-poin kritisnya,” ujarnya.

Khouri menjelaskan Netanyahu berada di bawah tekanan kuat pada negara Israel dari beragam pihak. Dia tahu popularitasnya sedang menurun. Dia tahu bahwa lawan-lawannya – kebanyakan sayap kanan berada dalam – berencana mengadakan pemilihan umum.

“Dia tertahan dengan anggota kabinet sayap kanan kemudian fasis yang mana mengancam akan mundur jikalau beliau melakukan sesuatu yang tak merek sukai… Jadi beliau mendapat banyak sekali tekanan padanya, serta ia tiada mampu terus menerus mengatur semuanya. Dia harus, pada titik tertentu, menciptakan keputusan,” paparnya.

Artikel ini disadur dari Gencatan Senjata di Gaza Diprediksi Cegah Perang Besar-besaran antara Israel dan Hizbullah