Berita Tanah Air

“DOL” memperkaya khazanah sastra nasional

21
×

“DOL” memperkaya khazanah sastra nasional

Sebarkan artikel ini
“DOL” memperkaya khazanah sastra nasional

Ibukota Indonesia – Kepala Dinas Perpustakaan kemudian Kearsipan (Dispusip) DKI Jakarta, Firmansyah Wahid mengungkapkan bahwa buku Kumpulan Puisi "DOL" karya budayawan Betawi, Yahya Andi Saputra memperkaya khazanah sastra nasional.

Menurut Firmansyah dalam keterang tertulisnya ke Jakarta, Sabtu, diperkenalkan buku yang disebutkan memperkaya khazanah sastra yang digunakan berguna sebagai bagian dari literasi bagi masyarakat.

"Bang Yahya ini tokoh dan juga sastrawan Betawi yang mana juga memberikan sumbangan pada planet sekolah dengan profesinya sebagai dosen di perguruan tinggi," kata beliau usai membuka bedah buku Kumpulan Puisi "DOL".

Menurut Firmansyah, bedah buku yang disebutkan merupakan salah satu bentuk apresiasi agar Yahya Andi Saputra dapat terus memproduksi serta melakukan proses juga ide kreatif, khususnya terkait dengan sastra Betawi.

"Saya ingin kultur budaya Betawi ini bisa saja permanen langgeng, tercatat dan juga bahkan dapat dinikmati serta berubah menjadi pembelajaran bagi penduduk luas," kata dia.

Ia juga berharap semakin banyak generasi muda Betawi yang bisa saja mengikuti jejak Yahya Andi Saputra sehingga diperlukan satu rutinitas atau pembudayaan interaksi dengan budayawan atau pelaku sastra.

"Harapan kami ke depan, khususnya generasi muda Betawi bisa saja masuk di kultur atau komunitas yang mana berubah jadi bagian serangkaian kreatif sastra ini," kata dia.

Sementara itu, Yahya Andi Saputra menuturkan, "DOL" secara harfiah memiliki makna telah rusak atau pada luar kelaziman.

"Buku kumpulan puisi karya saya ini berisi tentang keresahan menghadapi bermacam aspek hidup yang digunakan telah tiada berjalan sebagaimana seharusnya," tutur dia.

Buku, kata dia, berubah menjadi ruang terbuka sebagai tempat atau kawan berdiskusi. "Artinya, di hidup ini kita tidak ada boleh berhenti peduli terhadap keadaan di sekitar," katanya.

Buku ini juga menjadi ruang ketiga lalu sebagai literasi sangat penting. "Sehingga buku itu mampu dijadikan kawan berdiskusi juga berdialektika untuk masa depan yang dimaksud lebih tinggi cemerlang," kata Yahya.

Adapun tahapan kreatif di buku Kumpulan Puisi "DOL" merupakan kumpulan terhadap rasa dan juga kegelisahan yang digunakan kemudian diekspresikan pada bentuk tulisan. Karya ini bermetamorfosis menjadi buku kelima untuk kumpulan puisi yang tersebut ditulisnya.

"Ada ide yang mana sejak tahun 2000-an. Tapi ada juga yang tersebut memang benar sesuai kondisi terkini dan juga dan juga merta terlintas untuk dapat dituliskan," tutur Yahya.

Yahya berharap sejumlah generasi muda, khususnya Betawi mampu berinteraksi atau berkumpul untuk menambah pengetahuan serta wawasan mengenai dunia sastra dan juga budaya. Untuk itu, Yahya sedang memperbanyak ruang penghadapan atau diskusi secara secara langsung agar lebih besar intens juga bernilai.

"Saya tentu berharap para penduduk tua juga memberikan dukungan. Saya sedang berikhtiar agar generasi muda ini di satu tingkat kejadian kegelisahan," katanya.

Artikel ini disadur dari “DOL” memperkaya khazanah sastra nasional