BEIJING – China sudah memutuskan untuk menunda perundingan mengenai pengendalian senjata kemudian proliferasi nuklir dengan Amerika Serikat (AS).
Itu sebagai mengecam terhadap pemasaran senjata Amerika ke Taiwan, pulau yang mana memerintah sendiri secara demokratis namun masih diklaim milik China.
Keputusan China tersebut, yang digunakan diberitahukan oleh Kementerian Luar Negeri pada hari Rabu, menghentikan perundingan awal mengenai senjata nuklir dalam sedang meningkatnya ketegangan antara Beijing lalu Washington—di mana kedua calon presiden utama Amerika menyerukan peningkatan pembatasan perdagangan serta upaya untuk membendung pengaruh China di dalam Asia Timur.
AS adalah mitra internasional utama lalu pemasok senjata terbesar bagi Taiwan.
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat pada bulan Juni menyetujui pendanaan militer asing sebesar USD500 jt bagi Taiwan untuk menguatkan pencegahan militer terhadap prospek invasi China, dengan dengan USD2 miliar pada bentuk pinjaman juga jaminan pinjaman.
AS juga menyetujui pembelian suku cadang dan juga perbaikan senilai USD300 jt untuk jet tempur F-16 Taiwan.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian mengemukakan bahwa Amerika Serikat terus memasarkan senjata ke Taiwan meskipun terdapat tentangan kuat China.
“Konsekuensinya, pihak China memutuskan untuk menunda diskusi dengan Amerika Serikat perihal putaran baru konsultasi mengenai pengendalian senjata dan juga nonproliferasi [nuklir]. Tanggung jawab sepenuhnya berada pada tangan AS,” katanya, seperti dikutipkan The Guardian, Kamis (18/7/2024).
Lin menyatakan China bersedia merawat komunikasi mengenai pengendalian senjata internasional.”Namun Negeri Paman Sam harus menghormati kepentingan inti China serta menciptakan keadaan yang diperlukan untuk dialog serta pertukaran,” paparnya.
Artikel ini disadur dari China Tunda Perundingan Senjata Nuklir dengan AS, Protes soal Taiwan
