NIAMEY – Personel militer Rusia telah terjadi memasuki pangkalan udara pada Niger yang digunakan menampung sekitar 1.000 tentara Amerika Serikat (AS).
Menurut pejabat senior pertahanan Amerika terhadap Reuters, itu berlangsung setelahnya junta Niger memutuskan untuk mengusir pasukan Amerika Serikat dari negara tersebut.
Para perwira militer yang mana berkuasa pada negara Afrika Barat itu telah lama memohonkan Negeri Paman Sam untuk menyita perhatian sekitar 1.000 tentaranya dari negara tersebut, yang dimaksud hingga terjadinya kudeta tahun tak lama kemudian telah terjadi menjadi mitra utama bagi perjuangan Washington menghadapi pemberontak yang tersebut sudah pernah menewaskan ribuan pendatang dan juga memproduksi jutaan lainnya mengungsi.
Pejabat senior pertahanan AS, yang berbicara tanpa mau disebutkan namanya, menyatakan bahwa pasukan Rusia tiada berbaur dengan pasukan Amerika Serikat tetapi menggunakan hanger terpisah dalam Pangkalan Udara Bebas 101, yang digunakan terletak ke sebelah Bandara Internasional Diori Hamani ke Niamey, Ibu Daerah Perkotaan Niger.
Langkah militer Rusia ini menempatkan pasukan Washington juga Kota Moskow pada jarak yang digunakan berdekatan pada ketika persaingan militer dan juga diplomatik kedua negara semakin sengit terkait konflik pada Ukraina.
Hal ini juga memunculkan pertanyaan tentang nasib instalasi Amerika Serikat di dalam negara yang disebutkan setelahnya pengunduran diri tentara Washington.
“(Situasinya) tidak ada bagus tapi di jangka pendek bisa saja dikendalikan,” kata pejabat tersebut, yang dimaksud dilansir Reuters, Hari Jumat (3/5/2024).
Kedutaan Besar Niger kemudian Rusia ke Washington tidak ada segera menanggapi permintaan komentar.
AS kemudian sekutunya terpaksa memindahkan pasukannya dari beberapa orang negara Afrika menyusul kudeta yang menyebabkan kelompok-kelompok berkuasa yang ingin menjauhkan diri dari pemerintah Barat.
Artikel ini disadur dari Niger Bersiap Usir 1.000 Tentara AS, Pasukan Rusia Masuk
