Internasional

Tak Mau Tergantung AS, Arab Saudi Perkuat Industri Keamanan Dalam Negeri

19
×

Tak Mau Tergantung AS, Arab Saudi Perkuat Industri Keamanan Dalam Negeri

Sebarkan artikel ini
Tak Mau Tergantung AS, Arab Saudi Perkuat Industri Ketenteraman Dalam Negeri

RIYADH – Industri Militer Arab Saudi (SAMI) memaparkan pada Kamis (4/7/2024) bahwa pihaknya melakukan penandatanganan tiga nota kesepahaman (MOU) dengan perusahaan-perusahaan Turki untuk “mendukung lokalisasi bidang pertahanan”.

Itu sebagai langkah Arab Saudi untuk menurunkan ketergantungan terhadap pasokan senjata kemudian alat pertahanan lainnya dari Amerika Serikat.

Dalam sebuah pernyataan, SAMI memaparkan pihaknya setuju dengan pembuat drone Turki, Baykar, untuk “membangun kemampuan manufaktur” kemudian mengembangkan sistem untuk kendaraan udara tak berawak Baykar ke Arab Saudi.

Mereka juga setuju dengan perusahaan kedirgantaraan kemudian pertahanan Turki Aselsan untuk menjajaki potensi pengembangan teknologi elektronik pertahanan di dalam Kerajaan.

Selain itu, SAMI mengesahkan perjanjian awal dengan Fergani Space Turki untuk “pengembangan teknologi baru pada Kerajaan untuk melayani sektor luar angkasa global,” kata pernyataan itu.

Dalam pandangan Robert Czulda, pakar pertahanan dari Polandia, Putra Mahkota Mohammad bin Salman, penguasa de facto negara tersebut, Visi 2030 berupaya menurunkan ketergantungan Saudi pada AS. “Salah satu komponen strateginya adalah mengembangkan produksi senjata di negeri,” katanya.

Sebagai negara dengan belanja militer terbesar kelima dalam planet pada tahun 2022, menurut Stockholm International Peace Research Institute, Arab Saudi diperkirakan menghabiskan hampir USD70 miliar untuk senjata pada tahun 2023. Pada tahun 2018-2022, Arab Saudi adalah importir senjata terbesar kedua di dalam dunia, 78% pembeliannya dari AS, yang mana menyumbang 19% ekspor senjata AS.

“Peningkatan produksi di negeri dimaksudkan untuk memulai pembangunan basis sektor Saudi sendiri juga menghurangi risiko yang tersebut terkait dengan pembelian senjata dari negara lain, yang mana mempunyai sejarah mengaitkan transaksi jual beli dengan isu-isu lain,” ungkap Czulda.

Misalnya, selama beberapa waktu, Jerman sudah pernah memblokir perdagangan sekitar 200 tank Leopard 2A7 ke Arab Saudi, dengan alasan perasaan khawatir hak asasi manusia juga peperangan yang mana dipimpin Saudi ke Yaman.

Saudi juga menghadapi tantangan di memperoleh tambahan 48 pesawat tempur Eurofighter Typhoon. Hanya sewaktu Riyadh mendekati Prancis mengenai kemungkinan pembelian jet Rafale, barulah Jerman dilaporkan mencabut blokadenya. Pemerintahan Joe Biden selama dua tahun membatasi ekspor senjata ke Arab Saudi sampai ada gencatan senjata sementara pada peperangan dengan Yaman.

“Membangun bidang senjata sendiri akan memungkinkan Arab Saudi meningkatkan keamanannya di dalam wilayah yang digunakan tiada stabil kemudian tidak ada dapat diprediksi,” papar Czulda.

Artikel ini disadur dari Tak Mau Tergantung AS, Arab Saudi Perkuat Industri Pertahanan Dalam Negeri