Entertainment

Histori rock Indonesia, kiprah sang “Dewa Rock”

20
×

Histori rock Indonesia, kiprah sang “Dewa Rock”

Sebarkan artikel ini
Histori rock Indonesia, kiprah sang “Dewa Rock”

Ibukota – Kesalahan fatal apabila tidak ada mendiskusikan peran Ong Oen Log alias Log Zhelebour di perjalan musik rock di bumi Nusantara. Lewat tangan dinginnya, ragam item rock lahir di bawah bendera Log Zhelebour Production melalui Logiss Record.

Anak zaman sekarang mungkin saja tidak ada kenal Log, tapi dalam rak kaset generasi 1980 sampai 2000-an pasti tersimpan koleksi besutan Log Zhelebour. Sebut belaka Jamrud, Boomerang, Elpamas, Power Metal, Mel Shandy, sampai Nicky Astria.

Banyak pemukim yang mana menyukai rock. Tapi, Log benar-benar menunjukkan cintanya untuk rock dengan menyebabkan musik itu lebih tinggi bergema hingga diterima banyak orang.

Dalam buku "Rock 'n Roll Industri Musik Indonesia" oleh Theodore KS dengan pengantar Jakob Oetama pada 2013, disampaikan bahwa Log menginisiasi kompetisi musik rock bersama perusahaan rokok, bertema Djarum Super Rock Festival.

Festival yang mana dijalankan perdana pada 1984 itu mendapat gaung besar kemudian disambut meriah para pecinta rock. Pada episode kedua, lahirlah Elpamas jika Malang, Jawa Timur, sebagai juara.

 

Band Jamrud (ANTARAFOTO/AKBAR NUGROHO GUMAY)

Edisi berikutnya tak kalah menjanjikan setelah Grassrock (1986) lalu Power Metal (1989) muncul sebagai juara.

Kiprah Log meroket ketika menemukan dua "mutiara", Boomerang kemudian Jamrud muncul pada dekade 1990-an. Pada 1994, Boomerang dengan nama awal Lost Angels mendapatkan kesempatan rekaman oleh Logiss Record di Surabaya.

Kepercayaan Log untuk Boomerang menimbulkan grup itu terus-menerus merilis album tiap tahun, sejak 1994 hingga 2000, dengan total delapan album. Pada 1999, dia rilis dua album sekaligus "Hard 'n Heavy" juga "Best Ballads" untuk merayakan kiprah lima tahun bermusik.

Setali tiga uang dengan Boomerang, Jamrud juga menjadi anak emas Log di Logiss record. Diawali dengan nama Jamrock yang kerap membawakan lagu band lain di melawan pentas, dia ubah nama bermetamorfosis menjadi Jamrud kemudian mendapat kesempatan rekaman pada 1995.

Album Nekad (1995) berubah menjadi tonggak awal, diestafetkan ke album Putri (1997) juga Terima Kasih (1998). Album ketiga menyebabkan Jamrud naik dengan cepat bak roket dalam kancah musik rock Nusantara, apalagi pasca Log mengemas empat lagu berubah menjadi video klip "Terima Kasih", "Dokter Suster", "Berakit-rakit", juga "Otak Kotor".

"Tidak dapat dipungkiri, Jamrud juga Boomerang, semua saya dengar. Mereka juga rock pada masanya adalah inspirasi," kata Gitaris Cokelat Edwin Marshal Syarief untuk ANTARA.

Artikel ini disadur dari Histori rock Indonesia, kiprah sang “Dewa Rock”