Humaniora

Masak Brengkes Buka Festival Suku Bathin IX Kenduri Swarnabhumi

19
×

Masak Brengkes Buka Festival Suku Bathin IX Kenduri Swarnabhumi

Sebarkan artikel ini
Masak Brengkes Buka Festival Suku Bathin IX Kenduri Swarnabhumi

JAKARTA – Lomba memasak Brengkes Ikan kuliner khas Wilayah Batanghari, Jambi membuka Festival Suku Batin IX yang merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Kenduri Swarnabhumi 2024. Kegiatan yang digunakan diselenggarakan di dalam Lapangan King Lion, Desa Muaro Singoan, ini tidak ada semata-mata memeriahkan suasana festival, tetapi juga mengangkat kembali tradisi kuliner lokal yang kaya rasa lalu nilai identitas masyarakat setempat.

Pamong Budaya Ahli Utama Kemendikbudristek Siswanto menjelaskan, pagelaran Festival Suku Batin IX yang menyajikan lomba memasak Brengkes Ikan miliki peran penting di melestarikan sebuah kebudayaan. “Pagelaran dalam Desa Muaro Singoan pada rangka Kenduri Swarnabhumi bisa saja mengangkat kebudayaan yang hampir punah,” ujar Siswanto, Hari Sabtu (20/7/2024).

Dia menambahkan, festival ini berubah menjadi event komunitas saling berinteraksi kemudian bergotong royong melestarikan nilai-nilai budaya ke sedang perkembangan teknologi. Brengkes ikan adalah hidangan tradisional khas yang digunakan terbuat dari ikan-ikan dari Sungai Batanghari, dibaluri sambal tempoyak maupun sambal-sambal lain yang terbuat dari rempah-rempah lokal, kemudian dibungkus dengan daun pisang dan juga dimasak dengan cara dibakar.

“Brengkes ikan adalah salah satu warisan kuliner kita yang kaya akan cita rasa dan juga juga sejarah,” kata Kepala Desa Muaro Singoan Samadani.

Menurut Samadani, setiap wilayah di dalam Jambi miliki variasi brengkes dia sendiri serta memasak brengkes ikan pada pengaktifan Festival Suku Batin IX merupakan cara menunjukkan kekayaan budaya kuliner yang digunakan dimiliki. Lomba masak brengkes ikan ini dihadiri oleh oleh ibu-ibu dari beragam desa pada sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) Batanghari.

Ibu-ibu yang mana memakai tengkuluk khas Jambi lalu berkebaya ini memasak dengan menggunakan alat-alat tradisional lalu kayu bakar seperti yang dimaksud dikerjakan nenek moyang mereka. “Ini bukanlah sekadar lomba, tapi juga cara kami melestarikan tradisi memasak dengan cara yang alami kemudian tradisional,” tegas Pamong Ahli Budaya Kemendikbudristek Siswanto.

Menurutnya, memasak menggunakan kayu bakar memberikan rasa yang mana khas pada masakan yang digunakan bukan mampu ditiru oleh alat modern. Ia menambahkan, lomba memasak ini adalah salah satu cara memberikan nilai-nilai sosial pada berinteraksi antarindividu. “Kebersamaan adalah kunci dari acara ini,” katanya.

Keseruan Festival Suku Batin IX yang mana dimulai pada Sabtu, 20 Juli 2024 ini turut dirasakan para warga. Salah satu warga kemudian asli Suku Batin IX yang dimaksud hadir, Nyimas Artika, merasa senang meninjau antusiasme para partisipan lomba. “Acara ini benar-benar menghidupkan kembali semangat gotong royong dan juga kebersamaan pada desa kami,” ungkapnya.

Selain lomba masak brengkes ikan, Festival Suku Batin IX juga menampilkan beragam kegiatan menantang lainnya. Ada juga makan merawang (makan dengan di satu wadah) ke pinggir sungai Batanghari, pameran objek diduga cagar budaya (ODCB), pertunjukan tarian dan juga lagu daerah, juga lingkungan ekonomi budaya yang digunakan menampilkan bermacam kerajinan tangan serta kuliner lokal.

Kenduri Swarnabhumi, yang dimaksud dibuka pada 5 Juni 2024, merupakan rangkaian kegiatan kebudayaan di sepanjang DAS Batanghari melawan inisiasi berubah-ubah kalangan masyarakat setempat dan juga didukung Kementerian Pendidikan Kebudayaan Penelitian lalu Teknologi melalui Direktorat Perfilman Musik serta Media, Direktorat Jenderal Kebudayaan.

Dukungan ini menunjukkan komitmen pemerintah pada melestarikan kemudian memajukan kebudayaan lokal, juga menggalakkan partisipasi terlibat warga di merawat warisan budaya. Festival Suku Bathin IX, dengan segala keragaman acaranya, menjadi bukti nyata bagaimana tradisi lalu pembaharuan dapat berjalan beriringan.

Acara ini tak hanya saja melindungi warisan budaya tetapi juga mengadaptasi inovasi zaman, menjamin bahwa tradisi-tradisi ini permanen hidup lalu relevan bagi generasi mendatang. Support dari pemerintah kemudian partisipasi berpartisipasi rakyat setempat menjadi kunci keberhasilan festival ini, yang digunakan tak hanya sekali merayakan budaya tetapi juga mempererat ikatan komunitas.

Artikel ini disadur dari Masak Brengkes Buka Festival Suku Bathin IX Kenduri Swarnabhumi