Teknologi

tanah Israel Diduga Gunakan WhatsApp untuk Menargetkan Warga Palestina

39
×

tanah Israel Diduga Gunakan WhatsApp untuk Menargetkan Warga Palestina

Sebarkan artikel ini
tanah negara Israel Diduga Gunakan WhatsApp untuk Menargetkan Warga Palestina

JAKARTA – Aplikasi arahan WhatsApp diduga digunakan untuk memiliki target warga Palestina yang digunakan tak bersalah melalui sistem kecerdasan buatan Israel, Lavender. Hal ini memulai kemarahan bola internasional dikarenakan banyak orang yang terluka sipil berjatuhan.

Dalam laporan terbaru awal bulan ini, majalah Israel-Palestina +972 Magazine serta outlet berbahasa Ibrani Local Call menerbitkan laporan, yang dimaksud mengungkap pemanfaatan sistem Artificial Intelligence oleh tentara Israel. Sistem yang disebutkan mampu mengidentifikasi target yang digunakan terkait dengan kelompok Hamas atau Jihad Islam Palestina.

Dilansir dari Arab News, Hari Sabtu (20/4/2024), pengungkapan ini didukung informasi dari enam anggota intelijen tanah Israel yang digunakan terlibat pada proyek tersebut. Hal ini tentu semata mengakibatkan kemarahan internasional, oleh sebab itu menyatakan Lavender sudah pernah digunakan oleh militer untuk berusaha mencapai juga melenyapkan terperiksa militan, yang tersebut seringkali mengakibatkan korban sipil.

Dalam postingan blog baru-baru ini, insinyur perangkat lunak lalu aktivis Paul Biggar menyoroti ketergantungan Lavender pada WhatsApp. Dia menunjukkan bagaimana keanggotaan di grup WhatsApp yang dimaksud berisi terperiksa militan dapat mempengaruhi serangkaian identifikasi Lavender.

“Detail yang digunakan sedikit dibahas pada artikel Lavender Teknologi AI adalah bahwa negeri Israel membunuh warga dikarenakan berada ke grup WhatsApp yang tersebut mirip dengan dituduh militan. Ada berbagai yang dimaksud salah dengan hal ini,” tulis Bigger.

Dia menjelaskan bahwa pengguna banyak kali berada di kelompok dengan pemukim asing atau kenalan. Biggar juga menduga perusahaan induk WhatsApp, Meta, kemungkinan besar terlibat, baik secara sadar atau tidak, di operasi ini.

Dia menuduh Meta berpotensi melanggar hukum humaniter internasional juga komitmennya terhadap hak asasi manusia, sehingga mengakibatkan pertanyaan tentang klaim privasi kemudian enkripsi layanan arahan WhatsApp.

Sejak sebelum konflik dimulai, Meta sudah pernah menghadapi tuduhan standar ganda yang mana menguntungkan Israel. Pada bulan Februari, The Guardian mengungkapkan bahwa Meta sedang mempertimbangkan perluasan kebijakan ujaran kebencian berubah menjadi istilah “Zionis.”

Baru-baru ini, Meta juga diam-diam memperkenalkan fasilitas baru ke Instagram yang mana secara otomatis membatasi paparan pengguna terhadap konten yang tersebut dianggap “politis”. Keputusan ini dikritik oleh para ahli sebagai cara untuk menyensor konten pro-Palestina secara sistematis.

Juru bicara WhatsApp menyatakan bahwa perusahaan tak dapat memverifikasi keakuratan laporan yang disebutkan namun meyakinkan bahwa WhatsApp tidaklah miliki pintu belakang serta tidak ada memberikan informasi massal terhadap pemerintah mana pun.

Artikel ini disadur dari Israel Diduga Gunakan WhatsApp untuk Menargetkan Warga Palestina