Berita Tanah Air

Mengulik Cerita Kerja Jurnalis di Balik Istana Presiden

22
×

Mengulik Cerita Kerja Jurnalis di Balik Istana Presiden

Sebarkan artikel ini
Mengulik Cerita Kerja Jurnalis di dalam Balik Istana Presiden

JAKARTA – Harus diakui pada balik kemegahan dinding sebuah Istana Kepresidenan, terdapat kisah serta cerita yang dimaksud belum banyak dibagikan ke sedang penduduk awam. Hal ini menciptakan kisah banyak jurnalis Istana Kepresidenan sangat mendebarkan di membagikan kesaksian dan juga suka dukanya.

Hal ini tergores pada sebuah buku bertajuk 79 Wartawan Istana Menulis, Kisah di Balik Liputan Istana Era Soeharto sampai Jokowi.

Buku yang disebutkan disusun Tingka Adiati mantan jurnalis televisi swasta dan juga Elvy Yusanti mantan jurnalis lainnya yang tersebut juga pernah meliput kegiatan kepresidenan.

Dalam bedah buku yang dimaksud dilakukan dalam Kawasan Bintaro, Ibukota Selatan, berlaku sebagai narasumber adalah Managing Director Imajin PR & Research, Irsyad Hadi, yang digunakan pernah berkarier sebagai jurnalis.

Dirinya mengisahkan ada banyak suka duka sepanjang dirinya berubah menjadi wartawan istana. Salah satunya ketika meliput mantan Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, dirinya bahkan sempat merasakan cubitan keras Pasukan bola Pengaman Presiden (Paspampres) yang digunakan memang sebenarnya terkenal tegas.

Irsyad, yang tersebut menjadi jurnalis pada 2001-2006, mengakui dirinya sempat mengikuti tiga aktivitas kepala negara. “Saya terlibat mengawal era Gus Dur, Megawati, lalu SBY,” kata Irsyad, Mulai Pekan (20/5/2024).

Irsyad yang dimaksud berada ke tiga era kepemimpinan presiden yang tersebut berbeda, menjabarkan bahwa mekanisme peliputan yang tersebut beliau kerjakan sungguh sangat berbeda pada setiap era presiden.

Saat ditanya hal yang dimaksud paling menyita perhatian bagi Irsyad, adalah pada waktu era Gus Dur. “Yang paling mengejutkan itu era Gus Dur. Menurut saya di era itu setiap hari menawan kemudian mengejutkan,” ucap Irsyad.

Bahkan, ia masih ingat bahwa Presiden yang mana satu-satunya dapat dipanggil layaknya teman cuma Gus Dur.

“Presiden yang digunakan bisa jadi dipanggil kayak teman ya Gus Dur. Kita cukup panggil “Gus, Gus boleh tanya enggak? “Dia cuma jawab “iya boleh”.

Artikel ini disadur dari Mengulik Cerita Kerja Jurnalis di Balik Istana Presiden