JAKARTA – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menegaskan rute pengusutan terhadap perkara dugaan korupsi pemberian infrastruktur kredit dari Lembaga Modal Ekspor Nusantara (LPEI) terus berjalan.
Untuk itu, Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri menyampaikan, pihaknya telah lama memeriksa puluhan khalayak guna menelisik tindakan hukum tersebut. Hanya saja, ia tak merinci identitas saksi juga waktu pemeriksaan pasa para saksi itu.
“Kami pastikan prosesnya terus berjalan. Beberapa penduduk telah dimintai informasi pada Gedung Merah Putih KPK terkait LPEI ini. Kurang lebih tinggi ada 20 penduduk yang mana sudah ada dipanggil untuk hadir ke Gedung Merah Putih KPK,” ujar Ali ketika ditemui di Gedung Merah Putih KPK, Ibukota Selatan, Hari Jumat (19/4/2024).
Ali menyampaikan pihaknya akan mengumumkan para terperiksa bila telah tindakan hukum yang disebutkan sudah ada naik ke penyidikan. “Termasuk nama-nama saksi yang dimaksud kemudian dipanggil pada serangkaian penyidikan tersebut,” ucap Ali.
Sebelumnya, KPK mengumumkan perkara dugaan dugaan aktivitas pidana korupsi pada pemberian sarana kredit dari Lembaga Biaya Ekspor Tanah Air (LPEI) masuk ke proses penyidikan.
Dalam persoalan hukum itu, KPK mentaksir kerugian negara akibat adanya dugaan korupsi pemberian infrastruktur kredit dari LPEI mencapai Rp3,4 triliun. Jumlah yang disebutkan berasal dari tiga korporasi, yakni PT PE, PT RII, dan juga PT SMYL.
Wakil Ketua KPK, Nurul Ghufron merincikan kerugian yang disebabkan oleh setiap-tiap korporasi, yakni PT PE Rp800 miliar, PT RII Rp1,6 triliun, dan juga PT SMYL Rp1,051 triliun.
“Sehingga yang digunakan sudah ada terhitung dari tiga korporasi di penyaluran dari PT LPEI ini ke korporasi ini sementara yang mana telah lama kami hitung sebesar Rp3,451 triliun,” kata Ghufron pada waktu konferensi pers pada kantornya, Selasa (19/3/2024).
Artikel ini disadur dari KPK Sudah Periksa 20 Orang terkait Kasus Dugaan Korupsi di LPEI
