Gaya Hidup

3 Hal yang digunakan Bikin 22,4% Mahasiswa PPDS Alami Depresi, Salah Satunya Tak Digaji

39
×

3 Hal yang digunakan Bikin 22,4% Mahasiswa PPDS Alami Depresi, Salah Satunya Tak Digaji

Sebarkan artikel ini
3 Hal yang digunakan Bikin 22,4% Mahasiswa PPDS Alami Depresi, Salah Satunya Tak Digaji

JAKARTA – Kementerian Aspek Kesehatan (Kemenkes) RI membagikan hasil skrinning terkait pendorong depresi yang mana dialami oleh 2.716 peserta didik Inisiatif Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS).

Menurut data tersebut, dari 12.121 siswa PPDS yang mana bertugas dalam 28 Rumah Sakit Vertikal, banyaknya 22,4 persen mengalami gejala depresi.

Lantas, apa asal-mula para pelajar PPDS itu mengalami depresi? Berikut ulasannya.

1. Tidak Digaji

Ketua JDN (Junior Doctors Network) Negara Indonesia Dr Tommy Dharmawan, SpBTKV menyebut, salah satu unsur depresi pelajar PPDS dikarenakan tidak ada digaji. Mereka bertugas tapi tak mendapatkan penghasilan sehingga tak mempunyai pemasukan uang kemudian stres.

“Kenapa penghasilan ini sangat penting? Karena para PPDS ini ada di dalam rentang usia dewasa, di mana dia rata-rata telah umur 30, telah berkeluarga, sehingga ya memang benar merek membutuhkan biaya untuk hidup sehari-hari,” kata Tommy di temu media secara daring bersatu Ikatan Dokter Nusantara (IDI), Hari Jumat (19/4/2024).

Tommy menjabarkan, kebanyakan mahasiswwa PPDS pada seluruh planet mendapatkan upah dari rumah sakit tempat merekan bekerja. Misalnya di Malaysia, calon dokter spesialis digaji dengan nominal sekitar Rp15 juta. Sementara itu, dalam Singapura partisipan PPDS digaji 2.650 dolar Singapura.

Namun, dalam Negara Indonesia peserta didik PPDS tiada mendapatkan pendapatan identik sekali dari rumah sakit tempat merekan bertugas.

“Indonesia ini adalah satu-satunya negara di dalam planet yang dimaksud tak memberikan penghasilan untuk para PPDS. Jadi, isu ini harus ada solusinya, jangan belaka isu saja,” papar Tommy.

2. Beban Kerja yang mana Berat

Masalah kedua yang tersebut bikin peserta didik PPDS stres adalah beban kerja yang berat. Menurut Tommy, sebaiknya beban kerja merek dikurangi.

“Kenapa? Karena ke globus belaka telah ada working hour regulation untuk para dokter. Terutama untuk para PPDS, jam kerjanya harus dibatasi kurang dari serupa dengan 80 jam per minggu,” jelasnya.

Artikel ini disadur dari 3 Hal yang Bikin 22,4% Mahasiswa PPDS Alami Depresi, Salah Satunya Tak Digaji