Berita Tanah Air

Tes darah untuk mengetahui HIV tak cukup sekali tapi tiga kali

5
×

Tes darah untuk mengetahui HIV tak cukup sekali tapi tiga kali

Sebarkan artikel ini
Tes darah untuk mengetahui HIV tak cukup sekali tapi tiga kali

DKI Jakarta – Kepala Sektor Pendukung kemudian Layanan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) DKI Ibukota dr. Taufik Alief Fuad mengemukakan bahwa tes darah untuk mengetahui seseorang terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) tak cukup diwujudkan sekali melainkan tiga kali.

"HIV belaka diketahui kalau penduduk itu diambil darahnya kemudian diperiksa. Pemeriksaannya tak cukup sekali. Ketika pemeriksaan ketiga dinyatakan reaktif baru kita katakan ia terinfeksi HIV," kata beliau pada diskusi daring yang tersebut diadakan otoritas Provinsi DKI Jakarta, Rabu.

Taufik mengungkapkan pemeriksaan pertama diwujudkan sebagai penyaringan pertama. Lalu di mana hasil menunjukkan reaktif maka pemeriksaan direalisasikan kembali hingga tiga kali.
 
Saat ini, pemeriksaan untuk HIV bisa jadi dikerjakan di 221 sarana keseimbangan (faskes) pada 249 kelurahan serta 44 kecamatan di DKI Jakarta.
 
"Setiap kecamatan ada tiga sampai empat infrastruktur untuk melakukan tes darah. Fasilitas ini tersebar baik di rumah sakit, klinik maupun lapas atau rutan," kata dia.

 
Selain itu, lembaga swadaya penduduk (LSM) bekerjasama dengan penyedia sarana kebugaran juga menghampiri tempat-tempat yang tersebut orang-orang pada dalamnya untuk diperiksa HIV.
 
"Kita juga melakukan 'mobile clinic' kemudian itu bisa jadi dikerjakan dengan prasarana kesehatan terdekat. Pemeriksaan ini gratis. Reagen-reagen disediakan pemerintah. Hasilnya dapat segera diketahui," ujar Taufik.
 
HIV merupakan virus yang mana menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Apabila pasien terinfeksi virus ini tidaklah berobat teratur maka kondisinya dapat bermetamorfosis menjadi AIDS, yakni kekebalan tubuhnya sangat lemah serta rentan terkena berubah-ubah infeksi kemudian penyakit serius.
 
Salah satu penyakit yang dimaksud rentan pada status ini, yakni tuberkulosis atau TB.
 
"TB merupakan penyakit oportunis (yang berjalan pada pemukim dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah) tertinggi pada dia yang digunakan terinfeksi HIV serta TB juga menjadi permasalahan di dalam Indonesia," ujar Taufik.
 
Data dari Dinas Kesejahteraan pada Maret 2023-Maret 2024 menunjukkan Orang Dengan HIV
(ODHIV) di DKI Jakarta tercatat berjumlah 59.424 orang. Kemudian dari jumlah keseluruhan itu, banyaknya 40 ribu di antaranya mengonsumsi antiretroviral atau obat ARV secara rutin.
 
 

Artikel ini disadur dari Tes darah untuk mengetahui HIV tak cukup sekali tapi tiga kali